Minggu, 24 April 2016

Gunakan Hati, Lestarilah Bumi!

Hati yang dalam bahasa arabnya “qalbun” adalah bagian terpenting dari organ tubuh. Hati pada hakikatnya suci, bersih tanpa noda dan goresan. Hati yang hanya sebesar gumpal tangan manusia ini walaupun kecil tapi penuh manfaat. Perlunya rawatan dan penjagaan yang amat sangat. Di dalam organ tubuh manusia, dalam ilmu kedokteran hati berfungsi sebagai penetralisir racun. Kemudian diambil dari ilmu yang berbeda seperti dalam ilmu tauhid, ternyata hati itu dekat dengan yang menciptakannya yaitu Allah Swt. karena hati merupakan pusat pengendali manusia.
 
Sama halnya dengan bumi, bumi menurut KBBI adalah planet tempat manusia hidup, dunia, jagat. Bumi tempat berlindung, berteduh dan tempat segalanya bagi makhluk hidup. Bumi merupakan bentuk kekuasaan Allah yang luar biasa yang tak dapat terpikirkan oleh akal manusia. Lantas, dengan nikmat yang demikian harus adanya suatu pelestarian dan penjagaan yang merupakan wujud dari rasa syukur yang luar biasa yang telah Allah berikan.
 
Menjaga hati sama halnya dengan menjaga dan melestarikan bumi dan alam, yang perlu perawatan penuh dan tidak boleh dirusak. Rusaknya hati karena manusia itu sendiri dan rusaknya bumi atau alam juga karena manusia itu sendiri. Hati juga erat kaitannya dengan alam. Kondisi hati dapat dikaitkan dengan kondisi alam. Bagusnya kondisi alam, berarti bagusnya kondisi hati makhluk yang berada di alam tersebut, terkhusus manusia.
 
Dari hati kemudian lahirnya sebuah pemikiran dan tindakan, kemudian hati dapat juga dikatakan sebagai hakim pribadi. Hatilah yang memutuskan segala sesuatunya, walaupun terkadang yang diputuskan tak sesuai dengan kehendak hati, tapi itulah yang namanya hati yaitu sebaik-baik hakim. Rasulullah Saw. bersabda:
“Dalam diri manusia ada segumpal darah. Yang apabila shalih (tidak rusak), maka akan shalih seluruhnya, tetapi apabila buruk maka akan buruk pula seluruhnya, itulah hati”.
 
Dari paparan hadis di atas dapat disimpulkan bahwa hati adalah pusat pengendali diri manusia. Perilaku dan perangai manusia dapat dilihat secara indrawi manusia, perilaku seseorang tersebut merupakan cerminan dari hatinya. Sehingga untuk mengenal diri kita sendiri kita harus memulainya dengan mengenal hati kita. Ada dua jenis hati, yaitu:
 
Pertama; Hati jasmaniyah, yaitu hati yang telah kita ketahui sebagai organ tubuh yang dimiliki seluruh makhluk hidup yang diciptakan Allah. Hati yang dimaksud disini dapat dilihat oleh mata manusia. Kedua; Hati ruhaniyyah, yaitu hati jenis inilah yang merasa, mengerti dan mengetahui yang tidak dimiliki oleh semua makhluk hidup yang diciptakan Allah. Tidak dapat dilihat oleh mata, tapi dapat dirasakan manfaat dan kerjanya.
 
Imam al-Ghazali dalam bukunya yang berjudul "Minhajul Abidin", mengatakan bahwa ilmu yang fardhu ‘ain dituntut oleh seorang muslim adalah mencakup tiga hal, yaitu: ilmu tauhid, ilmu syariat dan ilmu sir (ilmu tentang hati).
 
Ilmu tauhid dan syariat sudah populer bahkan sudah kita pelajari, paling tidak ilmu itu sudah pernah kita dengar sebagai seorang muslim. Kemudian ilmu itu masuk dalam matakuliah serta matapelajaran di kampus maupun di sekolah. Sehingga mahasiswa dan pelajar mengetahui bahkan menguasai ilmu tersebut. Namun beda halnya dengan ilmu sir (ilmu tentang hati) tidak ada pelajaran atau matakuliah yang membahas tentang itu. Akan tetapi ilmu itu didapat dari keseharian kita.
 
Dalam hal ini jenis hati yang ruhaniyyah dan ilmu sir ini yang perlu dikaji lebih dalam, banyak masalah yang didapat yang disebabkan oleh hati. Penyakit hati yang timbul tiba-tiba dan tidak ditemukan obatnya. Ini yang sering dialami oleh manusia, terkadang kita sendiri tidak menyadari darimana datangnya penyakit itu, dia semacam virus yang cepat hinggap.
 
Dengan demikian, sangat diperlukannya hati untuk pelestarian bumi, karena hati adalah pengendali manusia. Sebaiknya kita melestarikan hati sejak dini dan melestarikan bumi mulai saat ini, menjaga hati agar tidak terkena penyakit hati dan menjaga bumi agar tidak terjadi kerusakan dini demi keberlangsungan makhluk di bumi. Karena hati adalah fitrah yang diberikan Allah kepada manusia, dan bumi adalah bentuk kekuasaan Allah yang luar biasa, selayaknya kita mensyukuri nikmat tersebut. Dengan mengamalkan perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya serta menjaga yang telah diberikan. Sesungguhnya Allah tempat berlindung hati dan Allah Maha Mengetahui.

3 komentar: